![]() |
Roberts Francis Prevost, Paus Baru Pengganti Paus Fransiskus |
IDN Sides, Vatikan - Asap putih mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina pada Sabtu malam (10 Mei 2025, waktu Vatikan), menandakan bahwa Dewan Kardinal telah berhasil memilih Paus baru untuk memimpin Gereja Katolik Roma. Kardinal Peretti de Montalto kemudian tampil di balkon Basilika Santo Petrus mengumumkan "Habemus Papam!" ("Kita memiliki Paus!") kepada puluhan ribu umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan jutaan lainnya yang menyaksikan di seluruh dunia.
Paus baru, yang akan menggantikan Paus Fransiskus, kemudian muncul di balkon untuk memberikan berkat pertamanya, "Urbi et Orbi" (Untuk Kota [Roma] dan Dunia). Identitas dan nama kepausan yang dipilih oleh pemimpin baru bagi 1,3 miliar umat Katolik di dunia telah diumumkan dalam prosesi khidmat tersebut. Dia adalah Robert Prevost, 69 tahun, yang akan menjadi penerus Santo Petrus yang ke-267 dan akan dikenal sebagai Paus Leo XIV.
Pemilihan ini dilaksanakan atas telah wafatnya Paus Fransiskus, yang telah memimpin Gereja Katolik sejak pemilihannya pada Maret 2013. Paus Fransiskus dikenal karena fokusnya pada isu-isu kemiskinan, lingkungan, dialog antaragama, dan reformasi dalam Gereja.
Konklaf, pertemuan tertutup para kardinal dari seluruh dunia yang berusia di bawah 80 tahun, dimulai awal pekan ini di dalam Kapel Sistina. Proses pemilihan berlangsung dalam kerahasiaan penuh, dengan para kardinal melakukan sumpah untuk tidak membocorkan detail jalannya pemilihan. Beberapa putaran pemungutan suara diduga telah dilakukan sebelum mayoritas dua pertiga suara tercapai untuk salah satu kandidat.
Kemunculan Paus baru di balkon disambut dengan sorak-sorai dan haru dari umat yang telah menanti selama berjam-jam di bawah guyuran hujan ringan. Dalam pidato singkat pertamanya, beliau mengucapkan "Damai Sejahtera untuk kalian semua".
Dunia kini menantikan arah dan visi yang akan dibawa oleh Pontifex Maximus yang baru. Tantangan besar menanti, termasuk isu-isu global seperti perdamaian di tengah konflik, perubahan iklim, kemiskinan, serta tantangan internal Gereja di berbagai belahan dunia. Umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, menyambut berita ini dengan doa dan harapan akan kepemimpinan yang bijaksana dan menginspirasi.
إرسال تعليق